-Donghae POV-
Kali ini aku sedang memandangi bunga sakura yang bermekaran. Aku sedang memikirkan seorang yeoja yang pernah menjadi milikku. Yeoja itu bernama Jessica. Dia menurutku sangat cantik. Dia juga fasih dalam berbahasa inggris. Tapi aku tidak suka dengan sifatnya yang kekanakkanakan.
Mungkin kali ini, aku akan mengingat semua kenangan yang telah Jessica berikan padaku. Hingga saat ini pun kenangan itu masih membekas di pikiran dan hatiku
Flashback.
"Sica..." kataku membisikkan kupingnya. "ya?" katanya menoleh. "saranghaeyo. Maukah kau menjadi yeojachinguku?" kataku tersenyum. Dia memelukku. "hae.... Cintaku lebih besar darimu. Tak mungkin aku menolakmu" katanya masih memelukku erat. Mendengar kata-katanya itu hatiku sangat lega.
>>>>>>>>>>>
"Sica... Pulang sekolah nanti aku tunggu kau digerbang sekolah" kataku. "untuk apa oppa?" katanya dengan suara khasnya. "ah aku mau mengajakmu melihat bunga sakura bermekaran. Mau kan?" kataku tersenyum. Sica mengangguk tanda setuju.
Sesampainya ditaman bunga sakura.
"hae, lihat, bunga itu sangat sangat cantik" kata Sica sambil menunjuk bunga sakura yang sedang mekar. "kau juga cantik Sica. sadarilah itu" katanya sambil merangkulnya. "mwo? Kau berbohong hae" katanya tertawa kecil. "serius chagii..." kataku menatapnya. Aku segera mengambil bunga mawar ditasku dan memberikannya ke Jessica. "Sica, aku mencintaimu. Terimalah bunga ini oke?" kataku sambil berpangku. "hae...." katanya terharu. Lagi-lagi dia memelukku. "hae... jeongmal gamsahamnida" katanya lagi. Aku tersenyum dan melepas pelukannya. Aku memegang pipinya yang lucu itu. "Sica.... Bolehkah aku menandaimu dengan kenangan yang indah?" tanyaku. "indah? Apa itu oppa?" tanyanya heran. Segera aku cium bibirnya pelan. Jessica sungguh kaget. Bahkan dia tidak ada reflek sama sekali. Baru beberapa menit kemudian dia membalas ciumanku. Dia memelukku erat seakan akan tidak ingin aku meninggalkannya. aku masih mencium bibirnya yang lembut. Dia membalas ciumanku. Sungguh ciuman pertama yang sangat romantis.
>>>>>>>>>
"sica..." kataku meliriknya. "ne?" katanya menoleh. "kau lupa janjimu ya, tiap bertemu aku harus apa?" kataku menagih janji. "ah maaf aku lupa" katanya seraya mencium pipiku. "sica... Kau." belum sempat kuteruskan pembicaraan dia sudah mencium bibirku beberapa detik. "sudahkan chagi, saranghaeyo hae oppa. Aku ingin kekelas dulu ya?" katanya sambil mencubit pipiku lembut. Aku hanya menggelenggelengkan kepala melihat Jessica seperti ini.
>>>>>>>>
"hae oppa" kata Jessica menangis. "kau kenapa chagi?" kataku memeluknya. "oppa.... maafkan aku" kata Jessica merasa bersalah. "sudah Sica, aku sudah memaafkanmu" kataku tersenyum. "ahh oppaaaa" tangis Jessica semakin menjadi jadi. Hujan pun turun. Aku tau Sica pasti kedinginan. "Sica peluklah aku, aku akan menjagamu dari kedinginan. Ayo kita berteduh." ajakku. Aku dan Sica berlari mencari tempat yang teduh. Setelah menemukannya tetap saja Jessica masih menangis. "opp..pa" katanya sesenggukan. Segera aku cium bibirnya itu. Jessica masih sesenggukan. "chagiiyaaa sudah" kataku mencium keningnya. "maafkan" "iya aku memaafkanmu sayang" potongku. Jessica tersenyum. "nah gitu kan cantik." kataku mencium pipinya. "ah oppa bandel" katanya membalas ciuman dipipiku. Aku mengacak acak rambutnya penuh kasih sayang. Dia hanya tertawa.
>>>>>>>>>>>
"annyeong chagii" kataku mencubit pipinya. "annyeong namjachinguku" katanya lagi sambil mencubit lenganku. "kau ada acara nanti malam? Jangan lupa datang ke acara pesta sekolah kita" kataku tersenyum. "ne oppa. Aku tak bakal lupa kok" katanya membalas senyumku.
Malamnya~
"hae? Mana pacarmu?" kata Sungmin meledek. "ah kau ini... Aku tidak tau dia dimana. Eh itu dia" kataku sambil menunjuk Jessica yang datang menghampiriku. "omona~~~ cantik sekali" kata Sungmin terpana. "annyeong Sungmin-ssi, Jessica imnida" kata Sica tersenyum dan menjabat tangan Sungmin. "ah annyeong Sica-ssi, Sungmin Imnida" kata Sungmin membungkuk tanda hormat. "Sica, ayo kesana. Sungmin, aku tinggal kau dulu ya" kataku mengedipkan sebelah mataku. "hah, kau ini, baiklaaahh" kata Sungmin mengerti. "kita mau kemana oppa" kata Sica heran. "ke ruang dansa ya, aku ingin berdansa denganmu" kataku tersenyum. Dia segera mencium pipiku dan berdansa.
Flashback end.
Kenangan semua itu masih terpikirkan direlung hatiku, dan kau Sica. Akan menjadi kenangan terindahku. Terimakasih atas semua kenangan yang kau berikan padaku. Karna itu, aku bisa tersenyum setiap hari.
-theend-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar